Di seantero Jepang, ia pencabut nyawa nomor satu. Jika pada 1940 angka
kematian baru 13,5%, 63 tahun berselang melonjak hingga 27,4%. Ia adalah
neoplasma alias pertumbuhan sel-sel baru yang bentuk, sifat, dan kinetiknya
berbeda dari sel normal. 'Neoplasma penyebab kematian tertinggi di Jepang,' kata
Norimasa Shudo, manajer Departemen Produk Kesehatan Nissan Chemical Industries
di Tokyo.
Salah satu contoh neoplasma adalah tumor. Bila pertumbuhan sel-sel baru tidak
terkontrol, bentuk dan fungsi organ tubuh rusak. Akibatnya, tumor mengganas
menyebabkan kanker.
Pada beberapa pasien, kanker biasanya diawali dengan munculnya tumor. Tumor
berupa benjolan dari sel-sel jaringan tubuh yang mengalami metastasis.
Seringkali kehadiran tumor diabaikan pasien karena tidak menimbulkan keluhan
berarti, seperti dialami dr Evi Budiarto, asal Slipi, Jakarta Barat.
Evi mengetahui adanya benjolan ketika memeriksakan kehamilan anak pertamanya
di rumahsakit pada 1987. Benjolan seukuran telur ayam tumbuh berdampingan dengan
janin. 'Dokter mengira saya hamil anak kembar. Memang ada anggota keluarga saya
yang melahirkan anak kembar,' kata ibu berusia 54 tahuan itu. Itulah sebabnya ia
tak curiga.
Myoma
Setiap bulan Evi memeriksakan diri ke dokter kandungan. Keanehan terjadi
ketika hasil USG, salah satu janin yang belakangan diketahui tumor tidak
berkembang. 'Janin' itu ternyata myoma. Myoma salah satu tumor karena
pertumbuhan sel otot rahim tidak terkontrol. Kelainan pertumbuhan sel itu
disebabkan rusaknya DNA. Mestinya enzim endonukleus memperbaiki kerusakan DNA.
Radikal bebas menonaktifkan aktivitas enzim itu sehingga memicu tumor.
Karena merasa aman-aman saja, ia pun menolak saran dokter untuk operasi
pengangkatan tumor. Toh lima tahun berselang, saat hamil anak kedua, myoma juga
tidak menghambat pertumbuhan janin. Anak kedua pun lahir dengan bobot
normal.
Enam belas tahun sudah Evi berdamai dengan myoma. Setelah itu, ia merasakan
rasa sakit di bagian perut. 'Kalau membalikkan badan atau tidur dengan posisi
menyamping terasa sakit,' katanya. Kedua telapak hingga mata kaki membengkak,
perut membesar. Sebagai dokter ia tahu betul, keluhan itu akibat myoma di
rahimnya. 'Peredaran darah dan cairan tubuh saya terhambat sehingga menimbulkan
bengkak di perut dan kaki,' tuturnya.
Menurut dr Henry Naland SpB (K) Onk, dokter spesialis bedah onkologi RS Mitra
Internasional, tumor dan kanker dapat ditangani dengan berbagai cara : bedah,
radiasi atau penyinaran, kemoterapi, sertahormonterapi atau immunoterapi. Belakangan diketahui penyembuhan kanker dapat juga dilakukan dengan terapi
alternatif komplementer seperti terapi herbal, akupuntur, yoga, chikung, dan, terapi kejiwaan.
Terapi
herbal
Terapi herbal menjadi pilihan Evi untuk kesembuhan. Ia rutin mengkonsumsi
ekstrak ling zhi (dalam bahasa Tiongkok berarti jamur abadi). Ekstrak
reishi-sebutannya dalam bahasa Jepang-berbentuk tablet dikonsumsi 3 kali sehari
masing-masing 3 tablet. Beberapa bulan mengkonsumsi, rasa sakit di bagian perut
mereda. Kedua telapak kaki pun kembali ke bentuk normal. Hasil pemeriksaan rutin
setiap 6 bulan, ukuran myoma tetap dan tidak ada tanda-tanda menjadi ganas alias
kanker. Hingga kini Evi terus mengkonsumsi lingzhi. 'Saya mengkonsumsi lingzhi
sudah 3 tahun,' ujarnya.
Keampuhan reishi Ganoderma lucidum menghambat pertumbuhan sel kanker
dibuktikan Departemen Biokimia Kyoto Prefectural University of Medicine.
Uji melibatkan tikus-tikus yang disuntik sel kanker S-180 sarcoma. Mereka
kemudian dibagi 3 kelompok. Kelompok pertama diberi cyclophosphamide-senyawa
aktif yang biasa digunakan pada kemoterapi tumor solid-berdosis 30 mg/ml.
Kelompok II diberi 500 mg/ml ekstrak reishi secara oral. Sedangkan kelompok III
diberi ekstrak agaricus,-salah satu genus jamur, berdosis sama.
Setelah 14 hari perlakuan, bobot kanker ditimbang. Hasil penelitian
menunjukkan, ekstrak reishi mampu menghambat 37,2% pertumbuhan sel kanker;
agaricus, hanya 28%. Namun, jumlah itu lebih rendah daripada cyclophosphamide
yang mampu menghambat hingga 55,3%. Keampuhan itulah yang mendorong Nissan
Chemical Industries, produsen bahan kimia terbesar di Jepang, memproduksi
ekstrak reishi.
Henry mengatakan, ada lebih dari 40 jenis herbal yang dapat digunakan untuk
terapi kanker dan tumor seperti kunir putih, temu putih, rumput mutiara,
sambiloto, keladi tikus, dan mahkotadewa. Yang disebut terakhir teruji klinis
melalui uji klinis pragmatis.
Makanan
Menurut dr Paulus W Halim, dokter dan herbalis di Tangerang, penderita kanker
juga mesti menjaga konsumsi makanan. Susu sapi dan hasil olahannya, misalnya,
harus dihindari. Hasil penelitian rumahsakit John Hopkins, Amerika Serikat, susu
merangsang tubuh memproduksi mucous alias lendir di saluran gastrointestinal.
Mocous 'makanan' sel kanker.
'Sel kanker juga senang lingkungan asam,' kata dr Paulus. Ia menyarankan agar
pasien kanker menghindari mengkonsumsi daging. Selain mengandung residu
antibiotik dan hormon pertumbuhan parasit, daging bersifat asam. Pada tubuh
sehat reaksi kimiawi pada darah sedikit basa yakni ber-pH 7,35-7,45. Dengan
begitu, terapi herbal semakin efektif.
Makan harus dijaga lantaran menurut dr Henry 40% penyebab tumor dan kanker
adalah makanan. Pendapat senada dilontarkan dr Paulus. 'Terutama makanan yang
berpengawet yang biasanya bersifat karsinogenik (merangsang pertumbuhan kanker,
red),' kata dokter spesialis bedah alumnus Universita' Degli Studi di
Padova, Italia, itu. Contoh lainnya pemanis buatan golongan aspartam.
Menurut dr Edwin Perdana, dokter dan konsultan kesehatan di perusahaan
farmasi di Jakarta, penyebab kanker ada di mana-mana. Ketika menghirup udara pun
risiko kanker mengancam. Polusi udara sarat radikal bebas, penyebab melonjaknya
jumlah penderita kanker. Akibatnya, perkembangan sel tidak terkendali dan
merusak sel. Riset membuktikan ling zhi ampuh untuk mengatasi Kanker
Sumber : TRUBUS, Majalah Pertanian Indonesia